HOAKS
Menurut PUEBI hoaks adalah berita bohong atau berita yang
tidak bersumber. Dalam bahasa inggris ‘Hoax’ yang berarti berita bohong yang
bertujuan untuk menguntungkan suatu pihak. Atau juga banyak yang mengartikan
arti kata hoaks dalam arti berbeda tetapi
intinya adalah hoaks itu suatu berita tidak benar yang memiliki dampak buruk.
Kata hoaks ini bukannya tidak memiliki sejarah, kata hoaks pertama kali muncul
pada pertengahan abad ke-18 hingga akhir abad tersebut. Kata hoaks/hoax berasan dari frasa Hocus Pocus yang sebenarnya kebanyakan
dari kita pernah mendengarkannya atau menggunakan frasa tersebut untuk sekedar
bergurau, frasa tersebut digunakan oleh para ahli sulap pada masa itu.
Hoaks
bukan hanya terjadi di masa sosial media yang sangat bebas sekarang ini saja,
hoaks sudah terjadi dari masa lampau. Contoh saja pada tahun 1895 di Loveland,
Colorado, Amerika Serikat ada sebuah kisah tentang kentang yang besarnya
memiliki ukuran tidak normal. Cerita itu dikarang oleh editor senior sebuah
perusahaan surat kabar untuk mempromosikan sebuah festival jalanan pada saat
itu, seorang petani bernama Joseph Swan mengklaim bahwa itu adalah kentang asli
yang ditanam sendiri olehnya. Sebenarnya adalah kentang itu kayu yang di ukir
sedemikian rupa menjadi kentang yang berukuran raksasa. Akibat kabar bohong itu
banyak warga yang meminta potongan kentang tersebut untuk menanamnya kembali
agar mendapatkan kentang yang berukuran besar itu.
Di
Indonesia pada awal abad ke-21 ini pun banyak sebenarnya hoax yang sudah menyebar
di mata dan telinga masyarakat. Contohnya beberapa dari kita pasti pernah
melihat sebuah foto ikan pari yang tidur terlentang di atas kasur, seseorang
menarasikan bahwa makhluk itu adalah manusia biasa yang sudah dikutuk menjadi
ikan pari karena melakukan hal yang buruk kepada orang tuanya. Tapi apa yang
sebenarnya terjadi adalah ikan tersebut memang ikan pari biasa yang sudah mati
dan di baringkan lalu difoto, memang sangat umum bahwa bentuk ikan pari kepala
memiliki bentuk yang menyerupai wajah manusia dengan mata hidung dan mulut.
Mungkin saja awal penyebar informasi tersebut memang hanya bercanda saja,
tetapi dengan ketidak lengkapannya informasi dan banyak pihak-pihak yang tidak
memiliki inisiatif untuk mencari kebenaran berita tersebut, lalu ikut
menyebarluaskan berita tersebut. Akhirnya berita dengan narasi yang tidak benar
itu menyebar sangat banyak ke mata dan telinga masyarakat.
Sebenarnya
kita semua memiliki tanggung jawab untuk tidak menyebarkan informasi yang kita tak
ketahui kebenarannya dan tidak mengetahui apakah sumbernya terpercaya. Banyak
cara untuk memutus rantai hoaks, bisa saja dengan cara melatih diri kita agar
berpikir kritis dan tidak mudah percaya berita yang tidak jelas sumbernya. Bisa
juga dengan cara mencari tahu secara mendetil tentang berita yang kita dengar
tersebut. Bisa juga dengan cara menyampaikan kepada orang lain hanya berita
yang benar-benar kita ketahui detilnya, maupun membuka sesi bertukar pendapat
dengan orang yang memang kita ketahui dapat berpikir kritis. Karena hoaks itu
bisa berasal dari satu individu atau suatu kelompok jadi bagaimana cara kita
memutus mata rantai hoaks adalah dengan cara bertanggung jawab terhadap suatu
informasi sebagai suatu individu maupun suatu kelompok.
Masih
lanjut nih kita bahas topik hoaks ini, tapi kayanya harus dilanjutin di artikel
berikutnya deh. Jadi see you on next article ya dengan bahasan yang sama yaitu
hoax ;)
Komentar
Posting Komentar